Profil Desa Pasunggingan
Ketahui informasi secara rinci Desa Pasunggingan mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Menilik Desa Pasunggingan, Kecamatan Pengadegan, Purbalingga, sebuah wilayah permai dengan potensi ekonomi kreatif dan pertanian yang terus berkembang. Didukung oleh BUMDes yang aktif dan kearifan lokal yang lestari, desa ini menatap masa depan yang menja
-
Ekonomi Berbasis Kerakyatan
Perekonomian desa ditopang oleh industri rumahan seperti bulu mata palsu dan BUMDes "Surya Persada Pasunggingan" yang inovatif dengan unit usaha Pertashop, pertanian, dan kerajinan.
-
Kekayaan Budaya yang Hidup
Masyarakatnya masih melestarikan "Tradisi Kidungan," sebuah ritual doa melalui tembang Jawa yang berfungsi sebagai penolak bala, sarana penyembuhan, dan doa kesuburan bagi petani.
-
Pembangunan Infrastruktur dan SDM
Pemerintah desa aktif menyuarakan aspirasi warga untuk perbaikan infrastruktur jalan dan layanan dasar, serta menjadi lokasi program Kampung Keluarga Berkualitas (Kampung KB) untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia.

Terletak di antara perbukitan yang subur di Kabupaten Purbalingga, Desa Pasunggingan di Kecamatan Pengadegan menjelma menjadi sebuah wilayah yang dinamis. Dengan perpaduan antara kekuatan ekonomi kerakyatan, potensi agraria dan kekayaan tradisi budaya yang mengakar kuat, Pasunggingan secara bertahap memantapkan posisinya sebagai desa yang berdaya saing. Keberadaan industri rumahan yang telah merambah pasar nasional hingga inisiatif Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) menjadi motor penggerak utama pembangunan, sementara kearifan lokal seperti tradisi Kidungan tetap lestari sebagai penyeimbang spiritualitas warganya.
Desa ini terus berbenah, menghadapi tantangan infrastruktur dengan optimisme dan kerja sama. Aspirasi untuk peningkatan kualitas hidup, seperti akses air bersih dan sarana prasarana yang memadai, menjadi fokus utama pemerintah desa dalam menyongsong kemajuan. Pasunggingan ialah cerminan dari semangat desa di Indonesia yang terus bergerak maju tanpa meninggalkan identitas budayanya.
Geografi dan Demografi: Potret Wilayah di Kaki Bukit
Desa Pasunggingan secara administratif merupakan bagian dari Kecamatan Pengadegan, Kabupaten Purbalingga, Provinsi Jawa Tengah. Berdasarkan Peraturan Bupati Purbalingga Nomor 234 Tahun 2023, batas-batas wilayah desa ini telah ditetapkan secara resmi, memberikan kepastian hukum dan administrasi. Sebelah utara, wilayah kecamatan berbatasan dengan Kecamatan Karangmoncol dan Rembang, di sebelah timur berbatasan langsung dengan Kabupaten Banjarnegara, sebelah selatan dengan Kecamatan Kejobong, dan sebelah barat dengan Kecamatan Kaligondang.
Dengan luas wilayah mencapai 5,23 km², Pasunggingan menjadi salah satu desa terluas di Kecamatan Pengadegan. Kontur tanahnya yang bervariasi dari dataran hingga perbukitan landai memberikan potensi besar bagi sektor pertanian. Desa ini berlokasi pada koordinat geografis yang strategis, menjadikannya jalur perlintasan antar wilayah di sekitarnya. Kode pos untuk Desa Pasunggingan dan seluruh wilayah Kecamatan Pengadegan ialah 53393.
Berdasarkan data kependudukan tahun 2024, Desa Pasunggingan dihuni oleh 5.956 jiwa. Angka ini menunjukkan kepadatan penduduk yang cukup signifikan, mencapai sekitar 1.138 jiwa/km². Komposisi penduduk yang dinamis ini menjadi modal sosial sekaligus tantangan dalam penyediaan lapangan kerja dan layanan publik. Data demografi dari Sistem Informasi Desa (SIDesa) Jawa Tengah pada tahun 2020 menunjukkan struktur penduduk yang didominasi oleh usia produktif. Mayoritas penduduk bekerja di sektor pertanian dan industri pengolahan, yang menandakan pentingnya kedua sektor ini bagi denyut nadi ekonomi desa.
Pilar Ekonomi Desa: Dari Industri Bulu Mata hingga BUMDes Inovatif
Perekonomian Desa Pasunggingan menunjukkan diversifikasi yang menarik, tidak hanya bergantung pada sektor agraria, tetapi juga didukung oleh geliat industri kreatif dan inisiatif kelembagaan ekonomi lokal. Keberadaan industri bulu mata palsu menjadi salah satu penopang utama ekonomi keluarga, khususnya bagi kaum perempuan. Masuknya sistem ekonomi industri ini membuka lapangan kerja upahan dan memberikan alternatif pendapatan di luar sektor pertanian tradisional.
Sebagai tulang punggung ekonomi desa, Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) "Surya Persada Pasunggingan" menunjukkan peran vitalnya. Berdiri sejak tahun 2019 dan telah berbadan hukum, BUMDes ini mengelola berbagai unit usaha strategis. Salah satu terobosan utamanya ialah pendirian Pertashop, sebuah outlet penjualan produk Pertamina berskala kecil yang mendekatkan akses energi bagi masyarakat. Unit usaha ini tidak hanya memberikan kemudahan tetapi juga menjadi sumber Pendapatan Asli Desa (PADes) yang signifikan.
Selain Pertashop, BUMDes Surya Persada Pasunggingan juga aktif di bidang pertanian dan kerajinan. Unit usaha pertanian berfokus pada pengelolaan dan pemasaran hasil bumi lokal, sementara unit kerajinan mewadahi para perajin untuk mengembangkan produk-produk unggulan desa. Kolaborasi antara pemerintah desa dan institusi pendidikan, seperti program Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari Universitas Pancasakti Tegal pada tahun 2024, turut mendorong peningkatan kapasitas UMKM lokal melalui pelatihan pemasaran digital dan branding produk.
Di tingkat kabupaten, Pemerintah Kabupaten Purbalingga terus mendorong UMKM untuk naik kelas, termasuk yang berada di Pasunggingan. Berbagai produk lokal seperti abon, gula semut, hingga aneka makanan ringan terus didorong untuk menembus pasar modern, sebuah peluang yang dapat dimanfaatkan oleh para pelaku usaha di desa ini.
Pertanian dan Ketahanan Pangan: Mengolah Lahan Harapan
Sebagai desa dengan lahan yang subur, sektor pertanian tetap menjadi fondasi penting bagi kehidupan masyarakat Pasunggingan. Lahan pertanian yang terhampar dimanfaatkan untuk menanam berbagai komoditas pangan. Di tingkat Kecamatan Pengadegan, komoditas seperti lada dan durian menunjukkan potensi yang menjanjikan, memberikan peluang bagi petani di Pasunggingan untuk turut mengembangkannya.
Pemerintah, baik pusat maupun daerah, menaruh perhatian pada ketahanan pangan di tingkat desa. Berbagai program, termasuk pemanfaatan lahan pekarangan untuk budidaya sayuran, buah, dan umbi-umbian, terus digalakkan. Bantuan benih seperti cabai, pepaya, dan pisang, serta dukungan ternak seperti ayam dan itik, menjadi stimulus bagi masyarakat untuk mengoptimalkan sumber daya yang ada dan meningkatkan kemandirian pangan keluarga.
Meski demikian, tantangan di sektor ini tetap ada, salah satunya ialah ketersediaan air. Pada Maret 2024, Desa Pasunggingan menjadi salah satu penerima bantuan Dana Alokasi Khusus (DAK) untuk pembangunan akses air bersih bagi 105 Kepala Keluarga (KK) senilai Rp735.000.000. Kepala Desa Pasunggingan, Sunarno, menyambut baik bantuan ini. "Kami sangat berterima kasih atas perhatian Pemerintah Kabupaten Purbalingga. Bantuan ini sangat berarti untuk memenuhi kebutuhan dasar air bersih warga kami," ujarnya dalam sebuah kesempatan. Akses air yang lebih baik ini diharapkan tidak hanya menunjang kebutuhan domestik tetapi juga mendukung kegiatan pertanian di pekarangan rumah.
Kearifan Lokal: Merawat Tradisi Kidungan di Tengah Modernitas
Di tengah arus modernisasi, masyarakat Desa Pasunggingan tetap teguh memelihara warisan budaya adiluhung, salah satunya ialah Tradisi Kidungan. Tradisi lisan ini merupakan sebentuk ritual doa yang dilantunkan dalam bentuk tembang atau kidung Jawa. Menurut kajian akademis, Kidungan di Pasunggingan diyakini memiliki kekuatan spiritual untuk berbagai hajat, mulai dari tolak bala, sarana penyembuhan penyakit, hingga mantra bagi kaum tani agar hasil panen melimpah dan terhindar dari hama.
Tradisi yang diyakini telah diwariskan secara turun-temurun ini menjadi media permohonan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Pelaksanaannya seringkali dilakukan pada malam hari, dengan penuh kekhidmatan dan penghayatan. Kidungan bukan sekadar nyanyian, melainkan jalinan doa dan harapan yang menyatu dengan denyut kehidupan masyarakat. Keberadaannya menunjukkan bahwa spiritualitas dan budaya lokal memiliki tempat yang kokoh dan berfungsi sebagai penyeimbang dalam kehidupan warga desa.
Selain tradisi Kidungan, sejarah lisan mengenai asal-usul nama desa juga hidup di tengah masyarakat. Salah satu versi menyebutkan nama "Pasunggingan" berkaitan dengan tokoh bernama Mbah Subahir yang memiliki kesaktian dan berhasil menaklukkan bangsa lelembut di wilayah tersebut. Cerita-cerita semacam ini, meskipun tidak tercatat secara formal, berfungsi sebagai penguat identitas kolektif dan rasa kepemilikan warga terhadap desanya.
Pembangunan dan Aspirasi: Menuju Desa yang Lebih Maju
Pemerintah Desa Pasunggingan, di bawah kepemimpinan Kepala Desa Sunarno, terus berupaya menyerap dan merealisasikan aspirasi masyarakat. Salah satu fokus utama yang kerap disuarakan warga ialah perbaikan infrastruktur jalan. Dalam sebuah acara silaturahmi dengan jajaran pemerintah kabupaten, Kades Sunarno secara terbuka menyampaikan kebutuhan mendesak akan perbaikan jalan di wilayah Dusun 5 RT 21 yang kondisinya telah rusak.
"Kami berharap ada perhatian khusus dari Pemerintah Kabupaten Purbalingga untuk jalur tersebut yang panjangnya kurang lebih satu kilometer," kata Sunarno. Selain perbaikan jalan, aspirasi lain yang mengemuka ialah pengadaan mobil siaga desa untuk keperluan darurat kesehatan dan sosial.
Berbagai tantangan ini dijawab dengan langkah-langkah strategis dan kolaborasi. Penetapan Pasunggingan sebagai lokasi Kampung Keluarga Berkualitas (Kampung KB) menunjukkan adanya perhatian pemerintah dalam upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui program kependudukan, keluarga berencana, dan pembangunan keluarga.
Dengan potensi ekonomi yang terus diasah, kekayaan budaya yang terjaga, serta semangat gotong royong antara masyarakat dan pemerintah desa, Pasunggingan berada di jalur yang tepat untuk mewujudkan kemandirian dan kesejahteraan. Desa ini membuktikan bahwa kemajuan dapat berjalan selaras dengan pelestarian tradisi, menciptakan sebuah komunitas yang dinamis dan berkarakter.